Kamis, 21 Januari 2010

Usia

Usia merupakan bagian dari rahasia Tuhan. Sama dengan jodoh dan rezeki. Ketiganya sudah ditakar oleh Tuhan. Tidak ada seorang hamba pun di muka bumi ini yang dapat mengetahui dan mengubahnya. Usia seseorang sudah ditentukan dalam ketetapan-Nya. Belum ada, dan tak akan pernah ada, seseorang yang kuasa mengubah, apalagi menolak, ketika usia seseorang sudah mencapai titik finish. Mempercepat atau memperlambatnya. Sedetik pun.

Sebagai sebuah rahasia, seorang hamba tidak dapat mengetahui berapa jatah usianya untuk mampir di dunia fana yang sebentar ini. Kita tidak pernah tahu, kapan Malaikat Maut akan bertamu, meski tidak kita undang, untuk mencabut nyawa kita. Bisa tahun depan, bulan depan, minggu depan, besok, malam nanti, hari ini, atau sebentar lagi.

Memiliki obsesi yang tinggi dan kecintaan terhadap dunia sering membuat kita lupa bahwa maut itu bisa datang kapan saja. Tidak menunggu usia kita renta. Maut adalah sesuatu yang tidak pasti sekaligus pasti. Ya, tidak dapat dipastikan oleh manusia kapan maut itu kapan datang. Tetapi, maut dapat dipastikan datang menjemput manusia. Maut bisa datang dengan cara apa pun. Bisa didahului sakit, dan bisa tanpa sebab. Maut datang tiba-tiba, tanpa pamit.

Jika kita dapat mengetahui kapan usia seseorang akan berakhir, atau maut terlebih dahulu ketika ia hendak menjemput, tentu kita bersiap-siap terlebih dahulu untuk meninggalkan dunia ini. Menyelesaikan seluruh urusan duniawi, menambah bekal sebanyak-banyaknya untuk menghadapi kehidupan abadi, serta memohon ampun dari lumuran dosa.

Sayangnya, kapan usia kita berakhir tidak pernah diketahui, dan maut pun tak pernah pamit. Maut bisa saja menjemput kita pada saat beribadah, dan bisa saja ruh kita berpisah dengan jasad kita pada saat kita melakukan maksiat.

Kita tidak memiliki opsi dalam menghadapi usia. Opsi satu-satunya yang kita miliki hanya mempersiapkan diri untuk dipanggil menghadap-Nya, dengan bekal kebaikan sebanyak mungkin.