Aku Mohon Petunjuk-Mu adalah judul buku terjemahan saya yang baru saja terbit. Buku ini merupakan panduan yang lengkap, bahkan sangat lengkap, untuk melaksanakan shalat istikharah. Dari detik pertama niat hingga detik terakhir melantunkan doa istikharah, semua dijelaskan secara teperinci. Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Pena ini, memamaparkan macam-macam istikharah yang diperbolehkan oleh Islam, seperti beristikharah dengan cara melaksanakan shalat dan doa istikharah; beristikharah dengan cara melantunkan doa istikharah saja; beristikharah dengan berdoa istikharah setelah melaksanakan shalat sunnah yang lain (bukan shalat istikharah). Begitu juga tentang macam-macam istikharah yang dilarang oleh Islam, seperti beristikharah dengan menggunakan ramalan, membaca garis telapak tangan, dan beristikharah dengan menggunakan Al-Qur`an.
Selain itu, di dalam buku ini, kita akan mendapatkan penjelasan tentang waktu-waktu yang tepat untuk melaksanakan shalat istikharah, agar petunjuk yang kita inginkan untuk menentukan satu di antara dua, atau banyak, pilihan yang sedang tebersit di dalam pikiran dan benak kita segera datang. Tentu saja, bukan hanya permasalahan yang berkaitan dengan pernikahan yang harus diistikharahkan, melainkan seluruh aktivitas yang diperbolehkan (baca: mubah). Istikharah tidak berlaku dalam konteks perbuatan wajib.
Orang yang telah melaksanakan istikharah, bukan berarti tidak perlu mendengarkan nasihat dan ide orang lain. Tindakan yang paling baik, menurut buku ini, adalah beristikharah lalu berkonsultasi atau meminta nasihat kepada orang lain tentang keinginan yang sedang diistikharahkan itu.
Sementara itu, doa istikharah yang diajarkan dan dibenarkan oleh Rasulullah saw. hanya doa dengan berikut ini.
Allâhumma innî astakhîruka bi-'ilmika wa astaqdiruka bi-qudratika wa as`aluka min fadhlika al-‘azhîmi, fa-innaka taqdiru wa lâ aqdiru wa ta’lamu wa lâ a’lamu wa anta 'allâmul-guyûbi. Allâhumma fa-in kunta ta’lamu hadzal-amra (sebutkanlah jenis urusan yang sedang diinginkan) khairan lî fî 'âjili amrî wa âjilihi—atau ia mengucapkan: fî dînî wa ma’âsyî wa 'âqibati amrî—fa-qdurhu lî wa yassirhu lî tsumma bârik lî fî-hi. Allâhumma wa in kunta ta'lamu annahu syarrun lî fî dîni wa ma'âsyî wa 'âqibati amrî—atau ia mengucapkan: fî 'âjili amrî wa âjilihi—fa- shrifnî 'anhu, wa-qdur lî al-khaira haitsu kâna, tsumma radhdhinî bi-hi.
Ya Allah, hamba memohon petunjuk pilihan kepada-Mu dengan sebab ilmu-Mu. Hamba memohon kepada-Mu agar Engkau menakdirkan kepadaku satu dari dua hal yang paling baik, dengan kekuatan-Mu. Sungguh, Engkau Zat yang Mahakuasa, sedangkan hamba adalah seorang hamba yang tidak kuasa; Engkau adalah Zat yang Maha Mengetahui, sedangkan hamba tidak mengetahui; Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusanku ini (sebutkanlah jenis urusan yang diinginkan) baik untuk duniaku dan akhriratku—atau ia mengucapkan: baik bagi agamaku, kehidupanku, dan akhiratku—maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan itu kepadaku, kemudian anugerahilah keberkahan kepadaku di dalam urusan itu. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (sebutkanlah jenis urusan yang diinginkan) buruk bagiku, agamaku, kehidupanku, dan akhiratku—atau ia mengucapkan: baik bagi duniaku dan akhiratku—maka palingkanlah hamba darinya, dan berikanlah kebaikan kepada hamba dengan bentuk apa pun, dan jadikanlah hamba dapat menerima dengan lapang dada atas kebaikan itu. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar