Selasa, 23 Desember 2008

Sekolah dan Kehidupan

Sekolah dalam definisi sederhana, antara lain, dapat disebut sebuah lembaga atau tempat belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Di sekolah seseorang dapat menimba ilmu dengan segala jurusannya: jurusan dagang, teknik, guru, pertanian, agama, dst. Di sekolah formal, setelah seseorang mendapat pelajaran, ia akan mengikuti ujian. Hasil ujian itulah yang menentukan apakah dia pantas lulus atau tidak. Nilai dari ujian itulah yang menetapkan dia pantas naik kelas atau tidak. Singkatnya, di sekolah seseorang mendapat pelajaran --> mengikuti ujian -->lulus/gagal. Di sekolah, kesempatan seseorang untuk lulus lebih dari 90%, karena materi untuk menjawab soal-soal ujian sudah diberikan terlebih dahulu pada saat seseorang belajar. Jika dia belajar dengan sungguh-sungguh dan menguasai seluruh pelajaran yang diberikan oleh pengajar, sebagian besar--atau bahkan semua--soal akan dapat dilahapdengan tuntas, sehingga lulus atau naik kelas dengan nilai yang membanggakan bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai.

Sementara di dalam konteks kehidupan, untuk mencapai kesuksesan atau kemenangan, seseorang akan mengalami tahapan yang berbeda dengan tahapan yang dilalui di sekolah. Di dalam kehidupan, tahapan pertama yang dilalui seseorang adalah mendapat ujian. Ujian--atau dalam bahasa agama juga disebut dengan cobaan--yang diterima seseorang di dalam hidupnya bisa berupa sandungan, tantangan, atau kegagalan demi kegagalan. Seseorang yang dapat melalui ujian dengan baik, ia akan dapat melalui pelajaran: yaitu mengambil pelajaran dari ujian yang telah ia alami. Mengambil pelajaran dari ujian demi ujian yang dia hadapi, dapat menjadi modal besar bagi dia untuk meraih sebuh kesuksesan, karena setidaknya dia tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya, atau bahkan dia sudah dapat memprediksi dan mengantisipasi kesalahan-kesalahan yang dimungkinkan terjadi. Peluang besar untuk sukses hanya dimiliki oleh orang-orang yang dapat belajar dari ujian yang dia hadapi dalam kehidupannya. Sebab orang yang mau mengambil pelajaran dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam hidupnya, tidak akan mudah menyerah pada kehidupan.

Oleh karena itu, Eka Rasa Defaira, Direktur P.T. Pena Pundi Aksara, mengungkapkan dalam sebuah momen bahwa kemenangan menjadi sangat berharga dalam hidup bukan karena seseorang tidak pernah gagal, melainkan bagaimana dia dapat bangkit, bergerak, dan berjuang setiap kali menemui kegagalan.

So, meraih kesuksesan di dalam kehidupan tidak semudah meraih kesuksesan di bangku sekolah. Karena di bangku sekolah, seseorang sudah dicekoki seluruh materi yang kelak menjadi jawaban atas seluruh soal yang akan diberikan di dalam ujian. Sedangkan dalam kehidupan, seseorang harus mencari sendiri pelajaran atau jawaban atas ujian yang dia hadapi.

Kerapkali realitas kehidupan yang dihadapi seseorang tidak sesuai dengan keinginan yang terpatri di hatinya. Tak ubahnya, seperti angin yang sering berembus ke arah yang tidak diinginkan oleh kapal yang hendak berlayar. Itulah pesan seorang pujangga Arab mengingatkan kita tentang realitas kehidupan ini. Mâ kullu mâ yatamannal-mar`u yudrikuhu, ta`tir-rîhu bi-mâ lâ tasytahi as-sufun.

Selamat belajar atas setiap ujian yang dihadiahkan kepada kita, untuk menjadi bekal kita meraih sebuah kesuksesan yang kita impikan.

4 komentar:

Nien mengatakan...

oh wew. smoga kita bisa lulus ujian2 dalam kehidupan ini *sok bijak

Dunia Ria mengatakan...

Hidup memang kadangkala tak sesuai harapan. Akan tetapi bagaimana agar hidup lebih indah dan bermakna,,semoga kita tdk akan prnh jatuh k jurang yang sama, karena hal itu puncak dari sebuah kegagalan,,,heee doanya kak yeah,,,

Anonim mengatakan...

smoga kita diberi inayah Allah dalam menghadapi ujian hidup :)

Mulki Rakhmawati mengatakan...

Sip! rapor hidup kita di 1429 tidak ada merahnya, pun kalau ada bisa dijadikan hitam di tahun 1430 ini. sll cari pelajaran di sekolah kehidupan ini..